Minggu, 21 Desember 2014

Modus bisnis gelap di balik "LIKE" pada facebook

beberapa pekan ini saya sedih melihat maraknya gambar-gambar yang menurut akal sehat saya sangat tidak layak untuk di pasang di jejaring sosial. gambar tentang orang yang mengalami kekurangan fisik, gambar orang yang meninggal dengan cara mengenaskan dan untaian kata yang katanya doa yang semuanya meminta kita sebagai pembaca media sosial facebook untuk menuliskan kata "Amin" di kolom komentar atas semua postingan mereka. bahkan ada yang memakai nama akun orang-orang terkenal agar mendapatkan koleksi kata "amin" atau sekedar mendapatkan logo "kepalan tangan dengan jempol mengarah keatas alias LIKE".

saya juga pernah diskusi dengan beberapa orang teman yang juga merasa terganggu dengan semua fenomena ini. fenomena ini dah lama saya curigai...mulai dari zamannya "klik 9 di kolom komentar dan lihat apa yang terjadi pada gambar diatas" dan modus lainnya yang nyebutin "kata bapak saya kalo saya bisa ngumpulin 1000.000 like..maka saya akan dibelikan sepeda" pokoke kalo saya amati sepertinya ada unsur mencari keuntungan dari sekedar ngumpulin "LIKE", "AMIN" atau "komen lainnya di kolom komentar" dan telisik punya telisik maka saya dapat jawabannya dari wangsitnya mbah google..... dan inilah penjelasan ringkasnya:

orang-orang yang membuat postingan dengan berharap imbalan "LIKE, AMIN atau ANGKA 1" dan sebagainya sebenarnya punya misi tuk mengumpulkan kata-kata tersebut sebanyak-banyaknya ,bila halamanberhasil mengumpulkan semua itu sebanyak-banyaknya kemudian halaman itu akan dijual untuk mendapatkan uang kepada para pelaku bisnis agar mereka agar terlihat populer.

Sebuah blog yang diposkan oleh Daylan Pearce, ahli mesin pencari di Next Digital di Melbourne, menjelaskan bagaimana cara kerja penipuan (scam) dan menunjukkan bagaimana halaman-halaman tersebut dijual.

Unggahan gambar yang berisi deskripsi seperti “Klik ‘like’ jika Anda bisa melihat harimau”, atau “Berikan komentar dan lihatlah apa yang akan terjadi” digunakan untuk mengumpulkan “like” dan komentar untuk sejumlah halaman.

Begitu halamannya telah mengumpulkan ribuan “like” dan komentar, maka halaman itu akan memiliki posisi tertinggi dalam News Feed para pengguna Facebook. “Like” bagaikan mata uang bagi situs tersebut.

Pearce mengungkapkan bahwa halaman dengan 100.000 “like” dapat dijual seharga $200 (sekitar Rp2,5 juta).

Pearce menjelaskan dalam blognya, semakin banyak “like” dan “share” dan komentar yang didapat, semakin terbuka pula peluang mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu pendek dan panjang.

Begitu sebuah halaman sudah mendapatkan 700 ribu “like” (dengan cara menipu), maka halaman itu akan dijual ke orang lain yang ingin populer dalam waktu cepat. Informasi halaman pun diubah — bukan lagi soal kanker, binatang dsb tetapi mengenai bisnis.

David Em, peniliti jaringan keamanan senior di Kaspersky Lab berkata, “Situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter mengalami peningkatan target kejahatan dunia maya.”

“Alasan utamanya adalah kepercayaan yang dirasakan oleh orang-orang saat berhubungan dengan para sahabat mereka secara online. Orang-orang lebih senang mengklik sebuah link yang dibagikan teman, dan rasa kepercayaan itulah yang dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan di dunia maya.”

Jadi kalo selama ini saya bakhil sama komentar dan pelit hanya untuk menuliskan kata amin bahkan medit hanya tuk sekedar ngeklik tombl like yang ga habisin waktu sedetik, hal ini bukan dikarenakan saya ga simpati atau hati nurani saya dah mati tapi semua itu bagi saya salah sasaran. toh kalo saya disuruh milih maka saya akan mengaminkannya lewat lisah atau dalam hati ketimbang mengaminkannya via facebook.

Soooo... sorry friend kalo selama ini saya nyuekin hal yang ginian...

kartun dari situs alriyadh.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda di sini